Pemain Harus Introspeksi saat PBSI Salah Terus, Taufik Hidayat: Yakin Bantuan Psikolog Cukup? – Semua Halaman – Bolasport – https://bit.ly/444BSnl – #arenanews
June 27, 2025 at 01:20PM
Bulu Tangkis Indonesia,
Pemain Harus Introspeksi saat PBSI Salah Terus, Taufik Hidayat: Yakin Bantuan Psikolog Cukup? – Semua Halaman – Bolasport
BOLASPORT.COM – Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, menanggapi saran tentang diperlukannya bantuan psikolog demi membangkitkan prestasi yang sedang lesu.
Masalah mental dalam diri pemain dianggap sebagai salah satu faktor menurunnya torehan emas dari olahraga yang dibanggakan Tanah Air.
Alarm sudah berbunyi keras ketika dalam periode seret gelar yang berlangsung selama hampir satu tahun terakhir.
Selain itu ada kebuntuan yang terlihat dari para pemain dengan rentetan hasil kalah dini yang lama membelenggu.
Nol gelar di Indonesia Open 2025 pun kian mengikis kesabaran para penggemar bulu tangkis.
Kondisi mental pemain lantas menjadi pertanyaan mengingat dalam hal prestasi, sebenarnya para pemain telah menunjukkan bahwa mereka mampu.
Apalagi nama-nama jagoan seperti Jonatan Christie (tunggal putra) dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra) juga dilanda paceklik.
Tak jarang pula mereka dijegal dari lawan yang seharusnya bisa dikalahkan.
Surat terbuka lantas dikirimkan kepada PBSI oleh Masyarakat Pemerhati Bulu Tangkis Indonesia (MPBI). Aspek mental turut dibahas.
"Naif jika kita tidak membahas teknik dan strategi bermain atletr," kata Ketua MPBI, Kurniadi, dikutip BolaSport dari Kompas.com.
"Tapi juga tidak mungkin di era modern ini mengabaikan hal-hal non teknis seperti mental, ketenangan, daya tahan, dan kebugaran yang semuanya sangat bergantung pada tenaga ahli."
Menanggapi desakan akan kebutuhan tenaga psikolog di Pelatnas, Taufik Hidayat sebagai wakil ketua umum PP PBSI memberi catatannya.
"Yakin apa butuh psikolog doang?" ucap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga kepada BolaSport.com dan awak media lain di Jakarta, Rabu (25/6/2025).
"Kan gak hanya psikolog, itu kan butuh sinergi yang lain. Psikolognya bagus tapi kalau latihan fisiknya gak bagus, dari mana (prestasinya, red) gitu loh."
"Makanya kita harus duduk bareng. Bener gak psikolog doang?"
"Nah sekarang apapun yang diomongin PBSI salah. Kita gak tahu atletnya seperti apa.
"Kami udah siapin semua dan psikolog itu kan gak gampang. Ada yang bisa personal, ada yang bisa scope (jangkauannya) besar. Gak gampang loh, ngurusin atlet itu gak gampang."
Pandangan tentang diperlukannya tim psikolog di Pelatnas muncul setelah pengakuan tunggal putri, Komang Ayu Cahya Dewi.
Mendadak sering kalah dini setelah membuat kejutan dengan lolos ke final Thailand Masters 2025 awal tahun ini, Komang melihat keluar untuk mengatasi kendala "lebih ke non-teknis".
Peran tim psikolog sebenarnya pernah terlihat di PBSI, setidaknya dalam persiapan menuju Olimpiade Paris 2024 tahun lalu.
"Pernah ada, gak cocok, ganti lagi. Itu kan mereka (pemain) yang merasakan, bukan kita," ucap Taufik menambahkan.
"Kalau kita paksain, sekarang, besok, lusa 1, 2, 3, 10, tapi kalau mereka gak cocok terus, matilah kita. Mau gimana?"
"Makanya yang harus dipertanyakan, yakin bener-bener ke psikolog aja?"
"Mereka juga harus ngaca kan teknik mereka, fisik mereka seperti apa," tukas pemenang medali emas Olimpiade dan Asian Games itu.
Artikel ini juga terbit di https://bit.ly/444BSnl
from Parena – Pastikubisa https://ift.tt/qCdHcWO
via IFTTT
Comments
Post a Comment